Ringkasan Kuliah Umum Universitas Trunojoyo Madura.
Bangkalan, 19 November 2019
“Global
Economic Update: Tantangan dan Peluang Indonesia Menghadapi Ketidakpastian
Ekonomi Dunia
Pemateri: Prayudhi Azwar, PhD
Assistant Director – Bank Indonesia
Institute, Bank Indonesia
Kuliah Umum Kebanksentralan kerjasama BI Institute dengan FEB UTM secara
khusus bertujuan:
- Memberikan gambaran terbaru perkembangan dan dinamika ekonomi beberapa negara utama dan kawasan.
- Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang mekanisme dan dampak gejolak ekonomiglobal terhadap kinerja perekonomian domestik.
- Memberikan pemahaman tentang tantangan dan peluang Indonesia agar tetap bersaing di tengah ketidakpastian global.
Perkembangan dan
dinamika perekonomian global terperangkap dalam ketidakpastian yang berkelanjutan.
Laporan IMF pada Regional Economic
Outlook tahun 2019, menunjukkan revisi penurunan pertumbuhan ekonomi pada
tiap negara dan kawasan. Pelemahan investasi dan perdagangan menjadi penyebab
utama penurunan pertumbuhan tersebut. Pemicu pelemahan investasi dan perdagangan
sekarang, adalah terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Respon
Bank Sentral dari berbagai negara menghadapi situasi tersebut, dengan melakukan
pelonggaran kebijakan moneter, melalui penurunan suku bunga kebijakan. Bank
Sentral Amerika menurunkan Fed Fund Rate
(FFR), dengan prediksi probabilitas pada penurunan 25 bps sampai dengan 50 bps tahun
2019-2020, dan target inflasi sekitar 2 persen. Respon Bank Sentral Tiongkok dalam
menurunkan suku bunga masih terkendala resiko sektor keuangan dan properti.
Kekhawatiran terjadi atau terulangnya krisis keuangan, adalah dengan melihat
perkembangan antara spread yield
Obligasi Pemerintah AS jangka waktu 10 tahun, dengan 2 tahun.
Kondisi Ekonomi Indonesia
Kondisi Makro ekonomi
Indonesia tidak terlepas dari melemahnya perekonomian global. Sisi Neraca Pembayaran
Indonesia menunjukkan kondisi yang masih stabil dibandingkan kondisi tahun
sebelumnya, yaitu transakasi berjalan
yang masih defisit, sedangkan transaksi modal dan finansial dalam kondisi
positif. Cadangan devisa setara dengan 6-7 bulan impor dan pembayaran ULN
Pemerintah. Defisit transaksi berjalan dibandingkan PDB berkisar pada angka 3
persen, dengan jumlah defisit yang makin meningkat sekitar -8,4 miliar dolar
AS. Kondisi nilai tukar dan inflasi masih cenderung stabil, dengan transmisi
kebijakan moneter yang masih berlanjut pada penurunan suku bunga kebijakan
sejak bulan Juni 2019. Trend suku bunga perbankan cenderung turun sejak 2016. Tahun
2019 Indeks Stabilitas SistemKeuangan
dan Indeks Risiko Sistematik Perbankan relatif masih terjaga dengan
baik. Prediksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Indonesia, tahun 2020 berada pada
5,1%-5,5% dengan inflasi 3,0%+-1%, cadangan devisa tetap seperti tahun 2019
pada 2,5-3% PDB, serta pertumbhan DPK dan Kredit lebih baik dibandingkan tahun
2019.
Kebijakan: Tantangan dan Peluang
Saat ini bauran
kebijakan makroekonomi menggunakan tiga kebijakan utama yaitu Price Stability for Sustainable Growth, Monetary Policy & Macroprudential,
dan Exchange Rate Stability & Capital
Flows Management. Tercapainya
kondisi tersebut dilakukan dengan Koordinasi, Komunikasi dan Protokol Krisis. Terdapat
5 strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, yaitu 1) Kebijakan
tingkat bunga, 2) Kebijakan Nilai Tukar, 3) Manajemen arus modal, 4) Kebijakan
Makroprudensial, dan 5) Kebijakan Koordinasi dan komunikasi. Salah satu contoh
bauran kebijakan makroekonomi adalah kebijakan Countercyclical, yaitu integrasi
stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan. Trilema kebijakan
moneter yang dijalankan oleh pemerintah, adalah dengan nilai tukar yang
dibiarkan mengambang sesuai dengan kekuatan pasar, dengan rezim devisa bebas, dan melakukan Kebijakan
moneter dometik yang Independen.
Kondisi
Indonesia masih berada pada middle income
trap, salah satunya terkait dengan kondisi Gap antara Saving dan Investment. Peluang
Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2030, adalah
dengan memanfaat bonus demografi dan menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi pada
tingkat 8 persen. Jika hanya tumbuh 5,6-5,8 persen maka dapat keluar dari
pendapatan rendah tahun 2040. Keterbatasan yang dihadapi Indonesia dibandingkan
negara setara, adalah 1) Kemampuan teknologi untuk mendorong inovasi, 2) Sumber Daya Manusia, 3) Keterbatasan
kemampuan digital, 4) Transportasi dan distribusi Infrastruktur, serta 5) Pasokan/ketersediaan
energi.
Peluang atau modal
yang dapat menjadikan Indonesia menuju negara berpenghasilan tinggi, adalah 1) Adanya
kelompok masyarakat berpenghasilan menengah di Indonesia, 2) Bonus demografis yang
diprediksi mampu menyumbang tambahan 1% pada pertumbuhan PDB riil di Indonesia
2020-2050, dan 3) Potensi E-Commerce di
Indonesia. Paradigma baru pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah dengan ekonomi
kreatif-inovatif. Sumber pertumbuhan ekonomi baru, adalah peran dari Inovasi
yang hemat, dan kepemimpinan yang transformasional, sehingga mampu meningkatkan
Kurva Batas Kemungkinan (Breakthrough Possibility Frontier). Hasilnya adalah pengembangan
kerangka kelembagaan yang terintegrasi untuk inovasi.
Kunci keberhasilan
negara adalah adanya inklusivitas pada 1) institusi untuk inovasi, jaminan hak
cipta, 2) Akses ke pendidikan dan peluang maju untuk masyarakat luas, 3) Aturan
/ hukum untuk mekanisme check &
balance, 4) Aturan untuk mendorong layanan publik, dan keterbukaan terhadap
aktivitas baru, serta 5) Partisipasi masyarakat seluas mungkin dalam kegiatan
pembangunan. Saat ini terjadi kesenjangan yang makin melebar pada struktur
ekonomi domestik dan tantangan eksternal.
Ekonomi Syariah menjadi
harta karun tersebunyi untuk menjadi mesin pertumbuhan yang berkelanjutan dan Inklusif,
melalui: 1) peran Zakat pada aset produktif, 2) peran Zakat pada distribusi
pendapatan, 3) larangan Riba, 4) Larangan Judi, 5) Partisipasi Sosial pada
kepentingan masyarakat luas, serta 6) aktivitas ekonomi berbasis transaksi
Muamalah. Dampak terhadap perekonomian akan menurunkan biaya produksi,
menurunkan inflasi, peningkatan competitivenes,
penurunan defisit neraca berjalan, serta peningkatan nilai tukar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar