Kamis, Januari 24, 2008

Masih banyak penggangguran terbuka


Demographic giant

Demographic giant
yang dimiliki Indonesia sungguh luar biasa, memiliki penduduk sekitar 230 juta orang (nomor empat setelah China, India dan Amerika Serikat), jumlah perempuan usia subur mencapai sekitar 63 juta orang, jumlah balita sekitar 21 juta (hampir sama dengan penduduk Malaysia). Belum lagi jumlah pertumbuhan bayi pertahunnya sekitar 4,5 juta (hampir sama dengan penduduk Singapura), dengan penduduk usia 0-14 tahun mencapai 65 juta orang.

Potensi yang demikian besar di satu sisi, tentunya membutuhkan perhatian dan kebijakan yang tepat di sisi yang lain. Kebijakan bidang kesehatan, pendidikan dan penciptaan lapangan kerja menjadi sebuah rangkaian yang tidak terpisahkan. Potret kondisi satu bidang akan berkaitan dengan potret kondisi bidang lain. Potret ketenagakerjaan akan memberikan gambaran searah dengan potret kesejahteraan lainnya.

Pengangguran terbuka 2000-2007
Pengangguran yang oleh pemerintah dibagi menjadi dua yaitu pengangguran terbuka dan setengah pengangguran. Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai seseorang yang termasuk angkatan kerja, tetapi tidak bekerja, dan sedang mencari pekerjaan, termasuk yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal terhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

Potret penggangguran terbuka pada tahun 2000 mencapai 5,813 juta orang. Setahun kemudian mengalami lonjakan terbesar dalam 8 tahun terakhir, menjadi 8,005 juta (naik 37,71%), tahun berikutnya mengalami kenaikan lagi sebesar 14,07% dari tahun sebelumnya dengan posisi 9,131 juta pengangguran terbuka. Periode tahun 2003-2006 kenaikan rata-rata pertahunnya sebesar 5,03%. Barulah pada tahun 2007 jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan secara kuantitas dari tahun sebelumnya, yaitu turun 5,02%, tetapi angkanya masih sangat besar yaitu 10,547 juta orang.

Menurut pendidikan
Secara rata-rata selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2007, berdasarkan pendidikan, dominasi pengangguran terbuka tertinggi oleh lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (umum dan kejuruan) sebesar 36,96%, urutan kedua adalah Sekolah Dasar kebawah (termasuk tidak atau belum sekolah, dan tidak atau belum tamat Sekolah Dasar) sebanyak 32,29%, urutan ketiga terbesar adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (umum dan kejuruan) sebesar 24,46%. Sedangkan lulusan Universitas sebesar 3,51% selanjutnya lulusan akademi atau diploma menjadi penyumbang paling kecil sebesar 2,78%.

Trendline
Dari tahun 2000 sampai dengan 2007 berdasarkan tingkat pendidikan pengangguran terbuka, maka trendline yang terjadi adalah: para lulusan SD kebawahlah yang paling tajam peningkatannya, diikuti berturut-turut oleh lulusan SLTP, lulusan SLTA, lulusan Universitas dan yang paling kecil lagi-lagi lulusan Akademi/Diploma.

Tetapi dalam tiga tahun terakhir urutan tersebut berubah. Trendline pengangguran terbuka yang mengalami kenaikan tertingi justru lulusan Universitas, diikuti oleh lulusan Akademi/Diploma, sedangkan lulusan SD kebawah menjadi kelompok pendidikan yang paling banyak kecenderungan berkurangnya (lebih curam turunnya daripada lulusan SLTA dan SLTP).

Laki-laki dan Perempuan
Selama periode 2000-2007 berdasarkan jenis kelamin baik laki-laki dan perempuan, laki-laki masih mendominasi secara rata-rata sebesar 52,65% sedangkan perempuan sebesar 47,35%. Kondisi terakhir tahun 2007 semakin memburuk bagi laki-laki, bahkan pengangguran terbuka laki-laki mencapai 54,93% sedangkan perempuan berukrang menjadi 45,07%.

Selain itu dari trendline yang terbentuk tahun 2000-2007, laki laki juga lebih cepat pertumbuhan pengangguran terbukanya dibandingkan perempuan. Bahkan kalau ditinjau dari data 3 tahun terakhir, ketika trendline pengangguran terbuka laki-laki tetap positip, justru trendline pengangguran terbuka perempuan menurun, atau semakin baik kondisinya.

Masih 10,547 juta
10,547 juta pengangguran terbuka tetaplah sebuah angka yang sangat besar dan jangan sampai bertambah pada tahun-tahun mendatang. Penciptaan lapangan kerja baru tentu jawabannya. ”Prestasi” pertumbuhan ekonomi yang diumumkan pemerintah harus ”benar-benar berani” dikatakan belum mampu menekan pengangguran, karena yang tumbuh hanya sektor-sektor tertentu yang tidak banyak menyerap tenaga kerja. Selain itu pertumbuhan yang tercipta belum benar-benar berasal dari kegiatan di dalam negeri tetapi karena dorongan dari kondisi luar negeri, yang potensial terjadi fluktuasi atau ketidakstabilan.
First step Seminar, kajian, rekomendasi sudah banyak diberikan oleh para pakar untuk mengatasi melemah dan memburuknya investasi (bukan hot money saja) serta penciptaan lapangan kerja di Indonesia, tetapi, tahun 2007 masih ada 10,547 juta pengangguran terbuka... mengapa?

2 komentar:

Slamet Widodo mengatakan...

pengangguran? by definisi ajah!
kalo saya malahan meragukan angka2 itu. ya mungkin karena saya belajar di kelas sebelah yang gak terlalu suka sama data versi pemerintah.
angkatan kerja yang benar2 "tidak bekerja" menurut saya tidak mencapai angka itu. mengapa? sektor informal selama ini kita abaikan bahkan dianggap bukan sebagai kerja. by definisi pula ibu rumah tangga malah bisa dimasukkan sebagai pengangguran. padahal ibu rumah tangga merupakan "pekerjaan".
BTW... MKU, KKU dan KWU mudah2an bisa mengurangi angka tersebut.
salam dari kelas sebelah.

ris yuwono y nugroho mengatakan...

Benar Mas, bahkan ada istilah kemiskinan data di Indonesia ternyata sama parahnya dengan data kemiskinan yang ada. BTW selama belum ada lembaga tandingan, apakah elok kita mengatakan jutaan skripsi, tesis dan disertasi yang ada berasal dari "garbage in".